Breaking News

Menu

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Senin, 29 Agustus 2011

Kajian Ilmu Maa’ni al-Hadits


1. Pengertian ilmu ma’ani al-hadits
    Ilmu ma’anil hadits adalah ilmu yang membahas tentang usaha memahami matan/tema hadits secara tepat dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang berkaitan dengannya/indikasi yang meliputinya. Mengingat bahwa hadits itu ada yang memiliki sebab khusus dan ada yang tidak. Oleh karena itu untuk memahami hadits perlu melakukan analisis pemahaman hadits dengan beberapa pendekatan, diantaranya: pendekatan historis, sosiologis, antropologis bahkan mungkin juga pendekatan psikologis.
2. Pendekatan dan contoh-contohnya
    Untuk memahami hadits yang tidak memiliki asbabul wurud secara khusus, maka perlu digunakan beberapa pendekatan:
3. Pendekatan historis
    Pendekatan historis adalah memahami hadits dengan memperhatikan dan mengkaji situasi atau peristiwa sejarah yang terkait dengan latar belakang hadits. Contoh:
6430 - حدثنا يحيى بن بكير حدثنا الليث عن عقيل عن ابن شهاب عن أبي سلمة وسعيد بن المسيب عن أبي هريرة رضي الله عنه قال  : أتى رجل رسول الله صلى الله عليه و سلم وهو في المسجد فناداه فقال يا رسول الله إني زنيت فأعرض عنه حتى ردد عليه أربع مرات فلما شهد على نفسه أربع شهادات دعاه النبي صلى الله عليه و سلم فقال ( أبك جنون ) . قال لا قال ( فهل أحصنت ) . قال نعم فقال النبي صلى الله عليه و سلم ( اذهبوا به فارجموه )  قال ابن شهاب فأخبرني من سمع جابر بن عبد الله قال فكنت فيمن رجمه فرجمناه بالمصلى فلما أذلقته الحجارة هرب فأدركناه بالحرة فرجمناه  [ ر 4970 ]   
Hadits ini menjelaskan bahwa suatu ketika Nabi didatangi oleh seorang laki-laki yang mengaku berzina, kemudian Nabi berpaling darinya sampai empat kali. Lalu setelah laki-laki itu bersumpah (benar-benar telah melakukan zina) kemudian Nabi menyuruh para sahabat untuk merajamnya. Sebagian fuqaha’ menganggap perlu diberlakukan hukum rajam pada masa ini. Dengan pendekatan historis dapat diketahui bagaimana cara Nabi memberlakukan hukum rajam. Pendekatan historis dalam hal ini merupakan suatu upaya memahami hadits dengan cara mempertimbangkan kondisi historis-empiris pada saat hadits itu disampaikan Nabi SAW. Dapat disimpulkan bahwa pendekatan historis adalah pendekatan yang dilakukan dengan cara mengkaitkan antara ide dan gagasan yang terdapat pada hadits dengan determinasi sosial dan situasi historis kultural yang berada disekitarnya.
4. Pendekatan Sosiologi
    Pendekatan sosiologi adalah memahami hadits Nabi dengan memperhatikan dan mengkaji keterkaitannya dengan kondisi dan situasi masyarakat pada saat munculnya hadits. Pendekatan ini dalam memahami hadits dapat diterapkan misalnya pada hadits tentang persyaratan keturunan Quraisy bagi seorang imam atau kepala negara.
12641- حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ حَدَّثَنِى أَبِى حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ عَلِىٍّ أَبِى الأَسَدِ قَالَ حَدَّثَنِى بُكَيْرُ بْنُ وَهْبٍ الْجَزَرِىُّ قَالَ قَالَ لِى أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ أُحَدِّثُكَ حَدِيثاً مَا أُحَدِّثُهُ كُلَّ أَحَدٍ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَامَ عَلَى بَابِ الْبَيْتِ وَنَحْنُ فِيهِ فَقَالَ « الأَئِمَّةُ مِنْ قُرَيْشٍ إِنَّ لَهُمْ عَلَيْكُمْ حَقًّا وَلَكُمْ عَلَيْهِمْ حَقًّا مِثْلَ ذَلِكَ َا إِنِ اسْتُرْحِمُوا فَرَحِمُوا وَإِنْ عَاهَدُوا وَفُّوا وَإِنْ حَكَمُوا عَدَلُوا فَمَنْ لَمْ يَفْعَلْ ذَلِكَ مِنْهُمْ فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللَّهِ وَالْمَلاَئِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ ». تحفة 255 معتلى 206 مجمع 5/192
Hadits ini menjadi landasan para ulama dahulu diantaranya Imam al-Mawardi yang mensyaratkan khalifah harus dari keturunan Quraisy. Jika hadits ini dipahami dengan pendekatan sosiologis maka dapat diketahui bahwa dijadikannya Quraisy sebagai salah satu syarat dalam kepemimpinan dimaksudkan untuk melenyapkan perpecahan dengan bantuan solidaritas (asabiyah) dan superioritas.
Pendekatan Sosio-Historis
Pendekatan sosio historis adalah memahami hadits-hadits dengan melihat sejarah sosial dan setting sosial pada saat menjelang hadits tersebut disabdakan. Contoh:
4163 - حدثنا عثمان بن الهيثم حدثنا عوف عن الحسن عن أبي بكرة قال  : لقد نفعني الله بكلمة سمعتها من رسول الله صلى الله عليه و سلم أيام الجمل بعد ما كدت أن ألحق بأصحاب الجمل فأقاتل معهم قال لما بلغ رسول الله صلى الله عليه و سلم أن أهل فارس قد ملكوا عليهم بنت كسرى قال ( لن يفلح قوم ولوا أمرهم امرأة ) 
Artinya:”Ustman bin al-Haitsam telah menceritakan kepada kami, ’Auf telah menceritakan kepada kami, dari Hasan dari Abi Bakrah, ia berkata, sungguh  Allah SWT telah memberi manfaat kepadaku dengan sebuah kalimat yang telah aku dengar dari Rasulullah pada waktu perang Jamal, sesudah hampir aku bertemu dengan pasukan yang mengendarai unta (yang dipimpin Aisyah), akupun ikut bersama mereka. Ia berkata ketika ada berita yang sampai kepada Nabi SAW bahwa orang-orang Persia memberikan kepemimpinannya kepada Binti Kisra, Nabi bersabda: ”Tidak akan sukses suatu kaum yang menyerahkan urusannya (untuk memimpin) mereka kepada perempuan.”
Hadits tersebut secara tekstual, memberikan isyarat bahwa perempuan tidak berhak menjadi kepala negara, pemimpin masyarakat, termasuk hakim atau berbagai jabatan yang setingkat. Berdasarkan hadits tersebut, kebanyakan para ulama mensyaratkan harus laki-laki. Mereka berpendapat perempuan tidak sah menjadi pemimpin. Akan tetapi ketika meninjau dari asbabul wurud-nya, ternyata hadits tersebut diucapkan Nabi sewaktu beliau mendengar laporan mengenai suksesi kepemimpinan perempuan di negeri Persia. Menurut tradisi yang berlaku dinegeri tersebut yang diangkat sebagai kepala negara adalah laki-laki. Sedangkan ketika itu pengangkatan pemimpin menyalahi tradisi dengan mengangkat kepala negara seorang perempuan yang bernama Buwaran binti Syairawaihi bin Kisra bin Barwaiz yang diangkat menjadi ratu Persia. Pada waktu itu, derajat wanita dimata masyarakat masih dipandang minim dari segala hal, wanita tidak dipercaya untuk mengurusi persoalan publik lebih-lebih persoalan kenegaraan. Pandangan semacam ini pada saat itu logis, sebab perempuan saat itu masih tertutup, sehingga wawasan dan pengetahuannya juga relatif masih kurang dibanding laki-laki. Seakan-akan hanya laki-laki saja yang mampu memimpin.
5. Pendekatan Antropologis
Pendekatan antropologis adalah memperhatikan terbentuknya pola-pola perilaku pada tatanan nilai yang dianut dalam kehidupan masyarakat manusia. Kontribusi pendekatan ini adalah ingin membuka uraian yang meyakinkan tentang apa sesungguhnya yang terjadi dengan manusia dalam berbagai situasi hidup dalam kaitan waktu dan ruang. Contoh, pemahaman hadits tentang para pelukis yang disiksa.
5606 - حدثنا الحميدي حدثنا سفيان حدثنا الأعمش عن مسلم قال كنا مع مسروق في دار يسار بن نمير فرأى في صفته تماثيل فقال سمعت عبد الله قال  : سمعت النبي صلى الله عليه و سلم يقول ( إن أشد الناس عذابا عند الله يوم القيامة المصورون )
Artinya:”Saya mendengar Nabi SAW bersabda: Sesungguhnya orang yang berat siksaannya disisi Allah SWT adalah para pelukis.”
    Hadits yang berisi larangan tersebut, ketika dicermati dengan pendekatan antropologis, maka hadits tersbut sangat terkait dengan praktek keagamaan masyarakat belum lama terlepas dari animisme dan dinamisme, sehingga perlu adanya larangan keras agar tidak terjerumus dalam kemusyrikan. Hadits ini memiliki ’illat ketika dihadapkan dengan konteks sekarang, yaitu umat Islam tidak lagi dikhawatirkan akan terjerumus kedalam kemusyrikan, khususnya penyembahan terhadap pelukis.
4). Pendekatan Induktif
Cara ini digunakan sebagai salah satu analisis ilmiah, dengan menempatkan teks sebagai data empiris yang disinergikan bersama teks-teks lain untuk ditarik kesimpulannya. Pendekatan ini digunakan untuk menyikapi hadits-hadits yang sulit dipahami.
Contoh:
1810 - حدثنا آدم حدثنا شعبة حدثنا محمد بن زياد قال سمعت أبا هريرة رضي الله عنه يقول  : قال النبي صلى الله عليه و سلم أو قال قال أبو القاسم صلى الله عليه و سلم ( صوموا لرؤيته وأفطروا لرؤيته فإن غبي عليكم فأكملوا عدة شعبان ثلاثين )  [ ش أخرجه مسلم في الصيام باب وجوب صوم رمضان لرؤية الهلال رقم 1081
Artinya:”Puasalah karena melihatnya (hilal) dan bukalah karena melihatnya, andaikan kalian tidak bisa melihatnya maka sempurnakanlah hitungan bulan syaban sampai 30 hari.”
Surat al-Baqarah ayat 185
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ (185)
Al-Qur’an memerintahkan puasa ketika masuk bulan ramadhan. Adapun cara memasukinya dijelaskan oleh hadits dengan proses melihat hilal, namun apabila tidak dapat terdeteksi maka dengan disempurnakan hitungan bulannya menjadi 30 hari.
6. Pendekatan Deduktif
Contoh:
1961 - حدثنا محمد بن أبي يعقوب الكرماني حدثنا حسان حدثنا يونس حدثنا محمد عن أنس بن مالك رضي الله عنه قال سمعت رسول الله صلى الله عليه و سلم يقول  : ( من سره أن يبسط له في رزقه أو ينسأ له في أثره فليصل رحمه ) 
Artinya:”Anas bin Malik RA berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa yang berharap (untuk mendapatkan) kesenangan dengan diperluas rizkinya atau berusaha (mendapatkan) kehormatan maka bersilaturahmilah”.
Menurut hadits di atas, silaturahmi dapat memperluas rizki serta memperpanjang umur. Ditinjau dari perspektif deduktif dapat diuraikan bahwa orang yang gemar silaturahmi itu memperbanyak kawan serta mempersempit musuh.
7. Pendekatan Tekstual Dan Kontekstual
Pendekatan tekstual adalah pendekatan berdasarkan teks. Sedangkan pendekatan kontekstual adalah pendekatan memahami hadits Nabi dengan memperhatikan dan mengkaji keterkitannya dengan peristiwa atau situasi yang melatar belakangi munculnya hadits tersebut. Dengan kata lain memperhatikan konteksnya. Contoh:
حدثنا ابن سلام قال أخبرنا محمد بن فضيل قال حدثنا يحيى بن سعيد عن أبي سلمة عن أبي هريرة قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم  : ( من صام رمضان إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه )    
Artinya:”Barang siapa yang berpuasa ramadhan dengan beriman dan ikhlas maka Allah mengampuni dosanya yang telah berlalu”.
Pada umumnya kata ini ”  واحتسابا” diartikan ”penuh pertimbangan”, akan tetapi yang dimaksud secara kontekstual kata ini adalah ”ikhlas”.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  • To add an Emoticons Show Icons
  • To add code Use [pre]code here[/pre]
  • To add an Image Use [img]IMAGE-URL-HERE[/img]
  • To add Youtube video just paste a video link like http://www.youtube.com/watch?v=0x_gnfpL3RM