Breaking News

Menu

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Sabtu, 03 September 2011

Modul MAKESTA (Masa Kesetian Anggota) IPNU-IPPNU

KEPEMIMPINAN
AHMAD SALAM

A.    Pengertian Pemimpin
Pemimpin didefinisikan sebagai pribadi yang memiliki kecakapan khusus dengan atau tanpa pengangkatan resmi dapat mempengaruhi kelompok yang dipimpinnya untuk melakukan usaha bersama mengarah pada sasaran tertentu.
Sedang kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi dan mengarahkan orang-orang agar mereka mau bekerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

B.    Sebab Munculnya Pemimpin
Ada tiga teori yang menonjol dalam penjelasan kemunculan seorang pemimpin yaitu :
1.    Teori Genetis
Teori ini menjelaskan bahwa seseorang akan menjadi pemimpin karena ia dilahirkan dengan bakat-bakat seorang leader.
2.    Teori Sosial
Kebalikan dari teori genetis, teori ini mengatakan bahwa setiap orang bisa jadi pemimpin melalui usaha, dibentuk dan ditempa, serta tidak terlahirkan begitu saja (leaders are made).
3.    Teori Ekologis
Seorang akan sukses menjadi seorang pemimpin bila sejak lahir telah memiliki bakat kepemimpinan, dan bakat itu dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pengalaman-pengalaman yang memungkinkan untuk mengembangkan bakat yang dimiliki.

C.    Tipe-tipe Kepemimpinan
Sebenarnya banyak sekali tipe-tipe kepemimpinan, namun dalam MAKESTA ini cukup kita mengetahui tiga tipe kepemimpinan, yaitu :
a.    Tipe Otokratis
Otokrat berasal dari kata Autos artinya sendiri, dan Kratos berarti kekuasaan jadi otokratis berarti pengusa absolut/otoriter.
Kepemimpinan ini mendasarkan diri pada kekuasaan mutlak yang harus dipatuhi oleh anggotanya.
b.    Tipe Laizzes Faire
Pada tipe kepemimpinan ini seorang pemimpin tidak memimpin, dia membiarkan kelompoknya berbuat semau sendiri. Kepemimpinan ini pada hakikatnya bukanlah seorang pemimpin dalam pengertian sebenarnya karena anggota sama sekali tidak terpimpin, tidak terkontrol, dan masing-masing orang bekerja sendiri-sendiri.


c.    Tipe Demokratis 
Seorang pemimpin yang selalu mengajak, mendengar, dan melibatkan anggotanya dalam mengambil keputusan. Karena pemimpin sangat menghargai pendapat anggotanya sehingga terjadi proses interaksi antara pemimpin dan yang dipimpin. Segala sesuatu diputuskan secara musyawarah mufakat.

D.    Syarat Seorang Pemimpin
Menurut Javanologi, ada enam kriteria untuk menjadi seorang pemimpin :
1.    Wasis (pintar) : Dalam artian punya kemampuan memimpin, memiliki ilmu dan seni memimpin, tegar (tidak mudah terpengaruh oleh orang lain).
2.    Wicaksono (bijaksana) : Pintar, arif, adil.
3.    Waspodo (waspada) : Sehat jasmani juga rohani serta hati-hati terhadap keadaan.
4.    Waksito : Mampu menganalisa anggotanya.
5.    Wani (berani) : Melakukan sesuatu tanpa ragu-ragu .
6.    Wibowo (berwibawa) : memiliki kemampuan, memberi penyuluhan kepada anggota, dan kemampuan berkomunikasi.

Menurut George R. Terry dalam bukunya “Principles of Management” menuliskan 10 sifat pemimpin yang unggul, yaitu :
1.    Memiliki Kekuatan
2.    Stabilitas Emosi,
3.    Pengetahuan Tentang Suatu Instansi,
4.    Kejujuran,
5.    Objektif,
6.    Dorongan Pribadi,
7.    Ketrampilan Komunikasi,
8.    Kemampuan Mengajar,
9.    Ketrampilan Sosial,
10.    Kecakapan Teknis dan Kecakapan Managerial.

Sebagai umat Islam sebenarnya kita telah memiliki sosok pemimpin ideal yaitu Nabi Muhammad SAW. Dimana beliau adalah seorang Rosul yang memiliki sifat Shiddiq (benar), Amanah (dapat dipercaya), Fathonah (cerdas) dan Tabligh (menyampaikan). Kepemimpinan beliau tidak ada bandingannya di dunia ini, bahkan orang diluar islam pun mengakui kepemimpinan Nabi Muhammad SAW sebagai hal yang patut dikagumi dan diteladani.


KE-IPNU-IPPNU-AN
AHMAD SALAM

Organisasi ini bernama Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama disingkat IPNU dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama disingkat IPPNU sebagai kelanjutan dari Ikatan Putra Nahdlatul Ulama dan Ikatan Putri-Putri Nahdlatul Ulama  yang sebelumnya juga Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama yang didirikan pada tanggal 24 februari 1954 M bertepatan dengan 20 Jumadil Akhir 1373 H di semarang, dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama yang didirikan pada tanggal 2 Maret 1955 bertepatan dengan 8 Rojab 1374 H untuk waktu yang tidak terbatas.             
IPNU-IPPNU berkedudukan diibukota Negara Republik Indonesia yang merupakan tempat kedudukan Pimpinan Pusat.
IPNU-IPPNU berakidah islam menurut faham ahlussunnah wal jama’ah dengan mengikuti salah satu madzhab : Hanafi, Maliki, Syafi’I, dan Hambali.
IPNU-IPPNU berasaskan pada kehidupan berbangsa dan bernegara, serta erpedoman pada Pancasila dan Undang-undang dasar 1945.
IPNU-IPPNU adalah organisasi yang bersifat keterpelajaran, kekeluargaan, kemasyarakatan dan keagamaan. Dan mempunyai fungsi :
1.    Wadah berhimpun Pelajar Nahdlatul Ulama untuk melanjutkan semangat, jiwa dan nilai-nilai Nahdliyah.
2.    Wadah komunikasi Pelajar Nahdlatul Ulama untuk menggalang ukhuwah islamiyah.
3.    Wadah aktualisasi Pelajar Nahdlatul Ulama dalam pelaksanaan dan pengembangan syariat islam.
4.    Wadah kaderisasi Pelajar Nahdlatul Ulama untuk mempersiapkan kader-kader bangsa.
Tujuan IPNU-IPPNU adalah terbentuknya pelajar-pelajar bangsa yang bertaqwa kepada Allah SWT, berilmu, berakhlak mulia, dan berwawasan kebangsaan serta bertanggung jawab atas tegak dan terlaksananya syariat islam menurut faham ahlussunnah wal jama’ah yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945.
Untuk mewujudkan tujuan sebagaimana diatas, maka IPNU-IPPNU melaksanakan usaha-usaha :
1.    Menghimpun dan membina Pelajar Nahdlatul Ulama dalam satu wadah organisasi IPNU-IPPNU.
2.    Mempersiapkan kader-kader intelektual sebagai penerus perjuangan bangsa.
3.    Mengusahakan tercapainya tujuan organisasi dengan menyusun landasan program perjangan sesuai dengan perkembangan masyarakat (maslahah al-ummah), guna terwujudnya khoiro ummah.
4.    Mengusahakan jalinan komunikasi dan kerjasamaprogram dengan pihak lain selama tidak merugikan organisasi.
KE-IPNU-AN
AHMAD SALAM

I. CITRA DIRI IPNU-IPPNU

1.     MUKADIMAH
Niat yang luhur untuk memelihara, mengatur, dan memakmurkan bumi sebagai aktivitas suci merupakan tugas kehormatan yang diberikan Allah SWT kepada manusia sebagai “Khalifatullah fil ardh”. Memberikan inspirasi kelembagaan dan individu kader-kader IPNU untuk merumuskan “konsepsi idiologis” berupa “Citra Diri IPNU” sebagai panduan pikir, perilaku dan berorganisasi.
Pokok pikiran Citra Diri IPNU adalah pelaksanaan misi khalifah didasari, keluharan misi ini merupan amanah dari Allah SWT yang wajib ditunaikan oleh setiap insane sesuai dengan hokum-hukum-Nya yang dimanifestasikan dalam ayat-ayat qauliyah dan kauniyah-Nya.
Makna dan fungsi manusia sebagai khalifah memiliki dimensi sosial (horisontal) yaitu mengenal alam (Q.S. 2:32), memikirkannya (Q.S. 2:164) dan memanfaatkan alam dan isinya demi kebaikan dan ketinggian derajat manusia sendiri (Q.S. 11:61). Sedangkan fungsi manusia sebagai abdilah memiliki dimensi ilahiyah (vertikal) yaitu dengan mempertanggung jawabkan segala perbuatan dan ucapan di hadapan Allah SWT.
Dalam kehidupan yang nyata, manusia secara sosiologis merupakan suatu komunitas atau kelompok yang memiliki nilai-nilai kemanusiaan, yakni moral, nilai social, dan nilai keilmuan. Ketiga nilai ini yang akan membedakan derajat manusia satu dengan manusia yang lainnya.
Sebagai sebuah organisasi, IPNU memiliki visi  yakni gambaran terhadap apa yang ingin dicapai. Visi Adalah adalah terwujudnya pelajar-pelajar bangsa yang bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlakul karimah, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki kesadaran dan tanggungjawab terhadap terwujudnya tatanan masyarakat yang berkeadilan dan demokratis atas dasarajaran Islam ahlussunah wal jamaah.
Untuk mewujudkan visi tersebut, maka IPNU mempunyai misi melakukan pembinaan dan pemberdayaan para pelajar (siswa dan santri), serta mempengaruhi kebijakan-kebijakan pihak-pihak yang terkait dengan pembinaan dan pemberdayaan pada pelajar tersebut.

2. LANDASAN HISTORIS
IPNU lahir pada tanggal 24 Februari 1954 M (20 Jumadil akhir 1373 H) dan IPPNU lahir pada tanggal 2 Maret 1955 (8 Rojab 1374 H) yang mempunyai kepanjangan Ikatan Pelajar Nahdlatul ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama . Pada kongres XI tahun 1988 kepanjangannya berubah dari pelajar menjadi pemuda dan dari pelajar putri menjadi putri-putri dan  kembali menjadi Ikatan pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama pada tahun 2003.
3. LANDASAN BERSIKAP
Seorang kader IPNU-IPPNU dalam menjalankan aktifitas individu dan berorganisasi harus tetap memegang teguh nilai-nilai :
a.    Diniyah / Agama
1. Tauhid (At-Tauhid)
2. Persaudaraan dan persatuan (Ukhuwah wal Ittihad)
3. Keluhuran moral (Akhlakul Karimah)
4. Amar ma’ruf Nahi Munkar
b.    Sosial kemasyarakatan
c.    Keikhlasan dan Loyalitas
d.    Keilmuan, Prestasi dan Kepeloporan

II. JATI DIRI IPNU-IPPNU

Pada hakikatnya IPNU-IPPNU adalah wadah perjuangan pelajar Nu untuk mensosialisasikan komitmen nilai-nilai kebangsaan, keilmuan, kekaderan dan keterpelajaran dalam upaya penggalian dan pembinaan potensi sumber daya anggota, yang senantiasa mengamalkan kerja nyata demi tegaknya ajaran islam Ahlussunnah wal Jama’ah dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945.
IPNU-IPPNU berfungsi sebagai :
a.    Wadah berhimpun pelajar NU untuk melanjutkan semangat, jiwa dan nilai-nilai nahdliyah.
b.    Wadah komunikasi pelajar NU untuk menggalang ukhuwah islamiyah dan mengembangkan syariat islam.
c.    Wadah aktualisasi pelajar NU dalam pelaksanaan dan pengembangan syariat islam.
d.    Wadah kaderisasi pelajar NU untuk mempersiapkan kader-kader bangsa.
Orientasi IPNU-IPPNU berpijak pada kesemestaan organisasi dan anggotanya untuk senatiasa menempatkan pergerakan pada zona keterpelajaran dengan kaidah “Belajar, Berjuang, dan Bertaqwa” (IPNU) dan “Belajar, Berjuang, dan Berdo’a” (IPPNU), yang bercorak dasar dengan Wawasan kebangsaan, Wawasan keislaman (Tawasuth dan I’tidal, Tasamuh, Tawazun, Amar ma’ruf nahi munkar), Wawasan keilmuan, Wawasan kekaderan, dan Wawasan keterpelajaran.

III. IPNU-IPPNU MASA DEPAN

IPNU adalah bagian dari  generasi muda  Indonesia yang memiliki tanggung jawab terhadap kelangsungan hidup bangsa dan Negara Republik Indonesia dan merupakan bagian tak terpisahkan dari upaya dan cita-cita perjuangan NU serta cita-cita bangsa Indonesia
Ikhtiar membangun masa depan IPNU yang visioner, harus diawali dengan penguatan basis idelogis yang kokoh. IPNU yang diharapkan menjadi organ pelajar yang penting dalam gerakan pelajar di Indonesia sangat mungkin melakukan hal itu. Sebagaimana NU yang telah memiliki pengakuan dan reputasi yang besar, sebagai anak kandungnya IPNU wajib meneruskannya dengan menyelamatkan tradisi dan menancapkan ideloginya di tengah perubahan masyarakat yang dahsyat ini.

Penguatan basis idelogis ini akan membuat kerja-kerja IPNU baik dalam ranah pengembangan organisasi, pengaderan, advokasi, maupun tugas-tugas kultural lain, akan mungkin dilakukan. Setelah basis idelogis ini dikuatkan, tugas selanjutnya adalah merancang kerja-kerja peradaban yang lebih luas.
Posisi organisasi pelajar di Indonesia sangat efektif dalam menyokong SDM bangsa. Ia berdiri dan berkiprah menguatkan basis pendidikan dan segmen keilmuan. Pendidikan dan keilmuan itu akan menghadirkan karakter bangsa, semacam kemandirian, kesahajaan dan kesatuan persepsi. Jadi arah yang paling ideal bagi IPNU ke depan adalah mengembangkan format gerakan intelektual.
Ke depan, IPNU tidak lagi bersusah payah mengadakan acara seremonial yang hanya berupa seminar atau semiloka, tetapi dengan SDM pendidikan yang kuat, IPNU mampu menawarkan gagasan brillian untuk disumbangkan pada bangsa.

Nilai-Nilai
Dalam melakukan aktivitas-aktivitas perjuangan dan pengembangan IPNU di tengah-tengah masyarakat, kader-kader IPNU senantiasa harus berpedoman pada 5 (lima) prinsip dasar berupa nilai-nilai strategis dari ajaran Islam. Kelima prinsip dasar itu disebut al-mabadi al-khomsah, yaitu:
1. Al-Shidqu
Butir ini mengandung arti kejujuran/kebenaran, kesungguhan dan keterbukaan. Kejujuran/kebenaran adalah yang diucapkan sama dengan yang dibatin. Jujur dalam hal ini berarti tidak plin-plan dan tidak dengan sengaja memutarbalikkan fakta atau memberikan informasi yang menyesatkan. Dan tentu saja jujur pada diri sendiri.
2. Al-Amanah wa al-Wafa bi al-’Ahdi
Butir ini memuat dua istilah yang saling kait, yakni al-amanah dan al-wafa bi al’ahdi. Yang pertama secara lebih umum meliputi semua beban yang harus dilaksanakan, baik ada perjanjian maupun tidak. Sedang yang disebut belakangan hanya berkaitan dengan perjanjian. Kedua istilah ini digabungkan untuk memperoleh satu kesatuan pengertian yang meliputi: dapat dipercaya, setia dan tepat janji. Dapat dipercaya adalah sifat yang dilekatkan pada seseorang yang dapat melaksanakan semua tugas yangdipikulnya, baik yang bersifat diniyah maupun ijtima’iyyah.
3. Al-’Adalah
Bersikap adil (al-’adalah) mengandung pengertian obyektif, proporsional dan taat asas. Butir ini mengharuskan orang berpegang pada kebenaran obyektif dan menempatkan segala sesuatu pada tempatnya.
4. Al-Ta’awun
Al-ta’awun merupakan sendi utama dalam tata kehidupan masyarakat: manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan pihak lain. Pengertian ta’awun meliputi tolong menolong, setia kawan dan gotong royong dalam kebaikan dan taqwa.
5. Istiqomah
Istiqomah mengandung pengertian berkesinambungan dan berkelanjutan, dalam pengertian tetap dan tidak bergeser dari jalur dan ketentuan Allah SWT dan rasulNya, tuntunan yang diberikan oleh salafus shaleh, dan aturan main serta rencana-rencana yang disepakati bersama. Kesinambungan artinya keterkaitan antara satu kegiatan dengan kegiatan yang lain dan antara satu periode dengan periode yang lain, sehingga semuanya merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dan saling menopang. Pelaksanaan setiap program merupakan proses yang berlangsung terus menerus tanpa mengalami kemandengan, merupakan suatu proses maju (progressing) dan tidak berjalan di tempat (stagnant).
C. Azas-Azas
Dalam melakukan aktivitas-aktivitas perjuangan dan pengembangan IPNU. azas-azas yang digunakan adalah :
a. Asas Keterpaduan
b. Asas Kebersamaan
c. Asas Manfaat
d. Asas Kesinambungan
e. Asas Kepeloporan
f. Asas Keseimbangan.


Sebagai sebuah organisasi, IPNU memiliki visi  yakni gambaran terhadap apa yang ingin dicapai. Visi Adalah adalah terwujudnya pelajar-pelajar bangsa yang bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlakul karimah, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki kesadaran dan tanggungjawab terhadap
terwujudnya tatanan masyarakat yang berkeadilan dan demokratis atas dasarajaran Islam ahlussunah wal jamaah.
Untuk mewujudkan visi tersebut, maka IPNU mempunyai misi melakukan pembinaan dan pemberdayaan para pelajar (siswa dan santri), serta mempengaruhi kebijakan-kebijakan pihak-pihak yang terkait dengan pembinaan dan pemberdayaan pada pelajar tersebut.


KE-IPNU-AN
AHMAD SALAM

I. CITRA DIRI IPNU

1.    MUKADIMAH
Niat yang luhur untuk memelihara, mengatur, dan memakmurkan bumi sebagai aktivitas suci merupakan tugas kehormatan yang diberikan Allah SWT kepada manusia sebagai “Khalifatullah fil ardh”. Memberikan inspirasi kelembagaan dan individu kader-kader IPNU untuk merumuskan “konsepsi idiologis” berupa “Citra Diri IPNU” sebagai panduan pikir, perilaku dan berorganisasi.
Makna dan fungsi manusia sebagai khalifah memiliki dimensi sosial (horisontal) yaitu mengenal alam, memikirkannya dan memanfaatkan alam dan isinya demi kebaikan dan ketinggian derajat manusia sendiri. Sedangkan fungsi manusia sebagai abdilah memiliki dimensi ilahiyah (vertikal) yaitu dengan mempertanggung jawabkan segala perbuatan dan ucapan di hadapan Allah SWT.
Sebagai sebuah organisasi, IPNU memiliki visi  yakni gambaran terhadap apa yang ingin dicapai. Visinya adalah terwujudnya pelajar-pelajar bangsa yang bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlakul karimah, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki kesadaran dan tanggungjawab terhadap terwujudnya tatanan masyarakat yang berkeadilan dan demokratis atas dasar ajaran Islam ahlussunah wal jamaah.
Untuk mewujudkan visi tersebut, maka IPNU mempunyai misi melakukan pembinaan dan pemberdayaan para pelajar (siswa dan santri), serta mempengaruhi kebijakan-kebijakan pihak-pihak yang terkait dengan pembinaan dan pemberdayaan pada pelajar tersebut.

2. LANDASAN HISTORIS
IPNU lahir pada tanggal 24 Februari 1954 M (20 Jumadil akhir 1373 H) yang mempunyai kepanjangan Ikatan Pelajar Nahdlatul ulama. Pada kongres X tahun 1988 kepanjangannya berubah dari Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama menjadi Ikatan pemuda Nahdlatul Ulama melalui Deklarasi Jombang, karena pemberlakuan UU nomor 8 tahun 1985 tentang Keormasan yang hanya memperbolehkan satu organisasi keterpelajaran disekolah yaitu OSIS.  Seiring lengsernya rezim orde baru maka IPNU kembali menjadi Ikatan pelajar Nahdlatul Ulama dan pada Kongres XIV tahun 2003 di Surabaya.

3. LANDASAN BERPRINSIP
Dalam melakukan aktivitas-aktivitas perjuangan dan pengembangan IPNU di tengah-tengah masyarakat, kader-kader IPNU senantiasa harus berpedoman pada 5 (lima) prinsip dasar berupa nilai-nilai strategis dari ajaran Islam. Kelima prinsip dasar itu disebut al-mabadi al-khomsah, yaitu:
1. Al-Shidqu (kejujuran/kebenaran)
2. Al-Amanah wa al-Wafa bi al-’Ahdi (dapat dipercaya, setia & tepat janji)
3. Al-’Adalah (bersikap adil)
4. Al-Ta’awun (tolong menolong) 
5. Istiqomah (berkesinambungan dan berkelanjutan)

II. JATI DIRI IPNU
Pada hakikatnya IPNU adalah wadah perjuangan pelajar NU untuk mensosialisasikan komitmen nilai-nilai kebangsaan, keislaman, keilmuan, kekaderan dan keterpelajaran dalam upaya penggalian dan pembinaan potensi sumber daya anggota, yang senantiasa mengamalkan kerja nyata demi tegaknya ajaran islam Ahlussunnah wal Jama’ah dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945.
IPNU berfungsi sebagai :
a.    Wadah berhimpun Pelajar NU untuk mencetak kader akidah.
b.    Wadah berhimpun pelajar NU untuk mencetak kader ilmu
c.    Wadah berhimpun pelajar NU untuk mencetak kader organisasi
Orientasi IPNU berpijak pada keseluruhan organisasi dan anggotanya untuk senatiasa menempatkan pergerakan pada zona keterpelajaran dengan kaidah “Belajar, Berjuang, dan Bertaqwa”, yang bercorak dasar dengan :
a.    Wawasan kebangsaan (wawasan yang memiliki komitmen dan kepedulian terhadap nasib bangsa dan negara berlandaskan prinsip keadilan, persatuan dan demokrasi)
b.    Wawasan keislaman (wawasan yang menempatkan ajaran Islam sebagai sumber dalam pembangunan manusia. Oleh karena itu IPNU harus bersikap Tawasuth dan I’tidal, Tasamuh, Tawazun, Amar ma’ruf nahi munkar)
c.    Wawasan keilmuan (wawasan yang menempatkan ilmu pengetahuan sebagai alat untuk mengembangkan kecerdasan anggota)
d.    Wawasan kekaderan (wawasan yang menempatkan organisasi sebagai wadah untuk membina anggota)
e.    Wawasan keterpelajaran (wawasan yang menempatkan organisasi dan anggota penempatan diri sebagai SDM terdidik dan terus belajar)

III. IPNU MASA DEPAN

IPNU adalah bagian dari  generasi muda  Indonesia yang memiliki tanggung jawab terhadap kelangsungan hidup bangsa dan Negara Republik Indonesia dan merupakan bagian tak terpisahkan dari upaya dan cita-cita perjuangan NU serta cita-cita bangsa Indonesia.
Posisi organisasi pelajar di Indonesia sangat efektif dalam menyokong SDM bangsa. Ia berdiri dan berkiprah menguatkan segmen pendidikan dan segmen keilmuan. Pendidikan dan keilmuan itu akan menghadirkan karakter bangsa, semacam kemandirian, kesahajaan dan kesatuan persepsi. Jadi arah yang paling ideal bagi IPNU ke depan adalah mengembangkan format gerakan intelektual karena dengan SDM pendidikan yang kuat, IPNU mampu menawarkan gagasan brillian untuk disumbangkan pada bangsa dan negara.
Ikhtiar membangun masa depan IPNU yang visioner, harus diawali dengan penguatan basis yang kokoh. IPNU yang diharapkan menjadi organ pelajar yang penting dalam gerakan pelajar di Indonesia sangat mungkin melakukan hal itu. Penguatan basis ini akan membuat kerja-kerja IPNU baik dalam ranah pengembangan organisasi, pengaderan, advokasi, maupun tugas-tugas kultural lain, akan mungkin dilakukan. Setelah basis ini dikuatkan, tugas selanjutnya adalah merancang kerja-kerja peradaban yang lebih luas.
Kongres XV IPNU di Jakarta (9-12 Juli 2006) merupakan momen yang sangat penting bagi organisasi ini untuk menata ulang organisasi dan merumuskan kembali formula dan paradigma gerakan yang hendak dilakukannya. IPNU adalah organisasi pelajar yang sejak kelahirannya memang disiapkan sebagai wadah kaderisasi Nahdlatul Ulama (NU). Karena itulah agenda kaderisasi menjadi "titik tempur" utama, melahirkan kader yang tidak hanya tangguh secara intelektual dan memiliki keunggulan akhlak serta terampil berorganisasi, melainkan juga siap tempur di medan peradaban yang makin kompleks.


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  • To add an Emoticons Show Icons
  • To add code Use [pre]code here[/pre]
  • To add an Image Use [img]IMAGE-URL-HERE[/img]
  • To add Youtube video just paste a video link like http://www.youtube.com/watch?v=0x_gnfpL3RM